Hakikat Kemerdekaan Bagi Rakyat Marjinal

Hakikat Kemerdekaan Bagi Rakyat Marjinal

Hakikat Kemerdekaan Bagi Rakyat Marjinal--

By: Rodhi Agung Saputra, S.H., M.H.

LAMPUNG.DISWAY.ID - Kemerdekaan adalah konsep yang kompleks yang tidak hanya terbatas pada pembebasan dari penjajahan politik, tetapi juga mencakup kebebasan ekonomi, sosial, dan budaya. Bagi rakyat marjinal mereka yang berada di pinggiran sistem sosial, ekonomi, dan politik hakikat Kemerdekaan memiliki makna yang lebih mendalam dan mendesak.

Kelompok marjinal, yang meliputi masyarakat miskin, suku minoritas, penyandang disabilitas, perempuan di daerah terpencil, dan komunitas adat, seringkali mengalami kemerdekaan yang tidak utuh atau bahkan pseudo-kemerdekaan, di mana secara formal mereka bebas, namun secara substantif masih terjerat dalam berbagai bentuk penindasan struktural.

Indonesia memang telah merayakan 80 tahun kemerdekaannya dan dalam perjalanan panjang sebagai negara yang berdaulat, masih menghadapi tantangan besar dalam kesejahteraan rakyatnya. Paradoks kemerdekaan ini memang memprihatinkan.

Di satu sisi, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah - dari minyak bumi, gas alam, batubara, hingga hasil pertanian dan perikanan. Namun di sisi lain, masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, angka pengangguran yang tinggi, dan kesenjangan ekonomi yang lebar antara kaya dan miskin.

Beberapa akar permasalahan yang belum teratasi secara total diantaranya adalah:

  1. Distribusi kekayaan yang timpang: Sumber daya alam yang melimpah belum terdistribusi merata untuk kesejahteraan seluruh rakyat. Seringkali keuntungan besar justru mengalir ke segelintir elit atau korporasi.
  2. Korupsi yang menggerogoti: Praktik korupsi di berbagai lini pemerintahan mengurangi efektivitas program-program pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
  3. Kualitas pendidikan dan keterampilan: Masih banyak daerah dengan akses pendidikan terbatas, sehingga sulit menciptakan tenaga kerja berkualitas yang mampu bersaing.
  4. Infrastruktur yang belum merata: Pembangunan infrastruktur masih terpusat di Jawa, sementara daerah lain tertinggal.

Memang seharusnya negara hadir lebih nyata melalui kebijakan yang pro-rakyat, pemerataan pembangunan, pemberantasan korupsi yang serius, dan investasi besar-besaran di bidang pendidikan serta pemberdayaan ekonomi rakyat. Kemerdekaan sejati baru terwujud ketika seluruh rakyat merasakan kesejahteraan dan keadilan.

Definisi dan Karakteristik Rakyat Marjinal

Rakyat marjinal dapat didefinisikan sebagai kelompok masyarakat yang berada di tepi atau pinggiran sistem sosial dominan, dengan akses terbatas terhadap sumber daya ekonomi, politik, dan sosial.

Karakteristik utama kelompok marjinal meliputi keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan memadai, kesempatan kerja yang layak, dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik.

Mereka seringkali menghadapi diskriminasi sistemik, stigmatization, dan eksklusi sosial yang menghalangi mereka untuk menikmati kemerdekaan secara penuh. Marginalisasi bukanlah fenomena alamiah, melainkan hasil dari konstruksi sosial dan kebijakan yang tidak adil.

Proses ini diperkuat oleh struktur kekuasaan yang timpang, di mana kelompok dominan mempertahankan privilege mereka dengan cara mengeksklusi atau subordinasi kelompok lain. Dalam konteks ini, kemerdekaan formal yang telah dicapai bangsa belum tentu dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kemerdekaan Bagi Rakyat Marjinal

Kemerdekaan Ekonomi: Bagi rakyat marjinal, kemerdekaan ekonomi berarti kebebasan dari kemiskinan struktural dan akses yang adil terhadap peluang ekonomi. Ini bukan hanya soal memiliki pekerjaan, tetapi juga akses terhadap modal, teknologi, pasar, dan kesempatan untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.

Sumber: