Penumpang Gelap, Berhentilah

Penumpang Gelap, Berhentilah

Teguh Anantawikrama--

Bagi kami yang bekerja dengan cara halal, semua ini terasa sangat melelahkan. Kami sudah cukup berat menjaga usaha agar tetap hidup. Kami berjuang membayar gaji pegawai, meski jumlah mereka tidak banyak. Kami bertahan, demi anak-anak mereka, demi dapur yang tetap berasap.

Namun, setiap kekacauan di jalan, setiap penyusupan yang menciptakan keresahan, langsung berdampak pada kehidupan kami. Penjualan bisa terhenti. Pegawai menjadi takut. Harapan menipis.

Apakah para penumpang gelap ini pernah memikirkan hal itu? Apakah mereka peduli pada nasib pegawai kami yang hanya ingin hidup tenang?

Seruan Tegas

Karena itu, saya ingin menyampaikan seruan ini: berhentilah, kalian penumpang gelap.

Cukuplah menunggangi aspirasi rakyat. Cukuplah menyusup di balik punggung orang-orang yang tulus bersuara. Demokrasi bukan milik kalian untuk diperalat. Demokrasi adalah hak rakyat, dan ia harus dijaga dari tangan-tangan yang ingin mengacaukannya.

Kami yang bekerja halal sudah cukup lelah. Jangan lagi tambahkan beban pada pundak kami.

Penutup

Indonesia butuh aspirasi yang jernih, suara yang tulus, dan ruang publik yang aman. Tidak ada tempat bagi penumpang gelap di tengah perjuangan rakyat.

Maka sekali lagi saya katakan: berhentilah.

Sumber: